Metode Pengujian Identifikasi Spesies Ruminansia pada Pakan

2024-03-28 10:12:00 | Superadmin

Blog Image

Salah satu bahan pakan yang berasal dari hewan adalah meat and bone meal (MBM) yang berasal dari hewan ruminansia.  Ruminansia adalah hewan pemamah biak dan memiliki lambung ganda seperti sapi, kerbau, kambing dan domba.  Tujuan utama penggunaan bahan pakan MBM adalah untuk meningkatkan kandungan protein pakan baik untuk ternak unggas maupun babi.  Namun pada realisasinya apakah MBM tersebut betul-betul hanya diberikan untuk unggas dan babi saja atau juga untuk ternak ruminansia.  Sehingga perlu perhatian serius, karena dapat mengaktifkan penyebaran bovine spongiform encephalopathy (BSE) di Indonesia. Sampai saat ini di Indonesia tidak pernah ditemukan kejadian penyakit BSE, sehingga dapat dikatakan bahwa Indonesia bebas dari penyakit BSE dan penyakit tersebut dikelompokan sebagai penyakit eksotik. Penyakit BSE bersifat zoonosis (dapat menular ke manusia).  Secara ilmiah telah terbukti bahwa penyebab penyakit BSE yaitu prion infeksius.  Adanya larangan penggunaan pakan unggas dan babi pada pakan ruminansia berfungsi apabila ada agen BSE yang masuk ke Indonesia melalui MBM yang terdapat dalam pakan unggas dan babi, maka agen tersebut tidak dapat berkembang biak dan membentuk siklus infeksi.  Hal utama dalam pelarangan ini adalah untuk melindungi kesehatan masyarakat dan hewan, serta kepentingan perdagangan. dan untuk memastikan pengakuan status bebas  BSE tetap dipertahankan.

  Pemberian pakan unggas dan babi kepada ruminansia dilarang di seluruh Indonesia.    Pelarangan pemberian MBM kepada ruminansia dilarang di seluruh Indonesia. Larangan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 22/PERMENTAN/PK.110/6/2017 tentang Pendaftaran dan Peredaran Pakan.  Pada pasal 27 disebutkan bahwa Pada kemasan Pakan unggas dan Pakan babi wajib dicantumkan frasa “DILARANG DIGUNAKAN UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA (SAPI, KERBAU, KAMBING, DAN DOMBA)”, ditulis seluruhnya dengan huruf kapital dan diberi warna merah. 

Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan (BPMSP), sebagai unit pelayanan teknis (UPT) pengujian pakan, Dimana dalam salah satu fungsinya adalah melakukan pengawasan.  Pengawasan harus menggunakan perangkat yang memadai sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, salah satunya dengan melakukan pengujian di laboratorium.  Pengujian MBM masuk kedalam lingkup pengujian identifikasi spesies ruminansia.  Metode pengujian yang digunakan ada 2 (dua) macam, yaitu metode Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) sebagai semi screening dan polymerase chain reaction (PCR) sebagai peneguhan.

Metode ELISA merupakan salah satu dari teknik immunologi yang bertujuan untuk mengukur kadar dari aktivitas/respon ekspresi protein dan status reaksi imun dari reaksi individu.  Pada pengujian ELISA harus ditetapkan terlebih dahulu target apa yang akan dicari, jika antigen yang dicari maka reagen yang disiapkan adalah antibodi, demikian juga sebaliknya jika mencari antibodi  maka reagen yang disiapkan adalah antigennya.  Prinsip dasar reaksi ELISA adalah mereaksikan antigen dan antibodi yang berlabel enzim yang kemudian ditambahkan dengan substrat sehingga akan terhidrolisis menjadi presipitat warna yang dapat dideteksi menggunakan alat ELISA reader.  Sebelum pencucian plate diberikan stop solution yang biasanya terdiri dari asam kuat.  Selanjutnya dilakukan pencucian plate dengan deterjen yang sudah ada dalam kit. Tahapan berikutnya pemberian substrat enszimatik untuk memproduksi presipitat warna yang menunjukkan kadar dari sampel dan dilakukan pembacaan pada elisa reader.  Kelebihan dari teknik ELISA adalah pengerjaan relatif sederhana, ekonomis, sensitifitas cukup tinggi, dan sifat reaksi sangat spesifik.  Kekurang teknik ELISA antara lain hanya menggunakan antibodi monoclonal yaitu antibodi yang hanya mengenal satu antigen spesifik, dapat terjadi fals positif karena inefektivitas larutan bloking yang menyebabkan kontrol negatif menunjukkan respon positif. 

Selain Metode ELISA pengujian dengan tujuan identifikasi spesies ruminansia dapat menggunakan metode PCR.  PCR adalah metode pengujian  dengan teknik biologi molekuler untuk memperbanyak salinan suatu daerah rantai DNA yang spesifik.  DNA ini adalah DNA target dalam hal ini ruminansia.  Tujuan dari proses PCR adalah untuk mencukupkan DNA target tertentu agar dapat dilihat dan dianalisis, seperti yang kita tahu DNA merupakan nukleotida yang berukuran sangat kecil dan tidak dapat dilihat oleh kasat mata.  Sebelum dilakukan pembacaan oleh PCR perlu dilakukan terlebih dahulu isolasi DNA yaitu proses pengeluaran DNA dari nucleus, mitokondria maupun organel lain, dengan cara ekstraksi dan lisis, kemudian dilakukan pemisahan DNA dari komponen sel lain.  Proses selanjutnya adalah amplifikasi DNA menggunakan PCR. PCR melakukan amplifikasi hanya pada urutan DNA target.  Komponen PCR meliputi cetakan DNA, primer, taq dna polymerase, buffer PCR, nukleotida, PCE gene cycler. Cara kerja PCR adalah denaturasi (pemanasan), annealing (penempelan), extension (pemanjangan).  Kelebihan teknik PCR adalah sangat akurat tetapi dengan biaya yang sangat tinggi.

Pustaka

Peraturan Menteri Pertanian No. 22/PERMENTAN/PK.110/6/2017 tentang Pendaftaran dan Peredaran Pakan

Anonim. 2013. Stop Penggunaan MBM untuk pakan ruminansia, Direktorat Pakan Ternak, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. 

Budi Santosa. 2020. Teknik ELISA, Metode Elisa Untuk Pengukuran Protein Matallothionein pada Daun Padi Ir. Bagendit, UNIMUS Press.  Semarang.

Fathyah, Arumingtyas.E.L, Widyarti. Sri, Rahayu. Sri. 2011.  Biologi Molekuler Prinsip Dasar Analisis.  Erlangga.  Jakarta.

Detect Feed Patie

Tracking Status Hasil Pengujian

Survei Kepuasan Pelanggan

Yuk bantu tingkatkan kualitas pelayanan kami agar lebih baik lagi kedepannya!

Agenda Kegiatan
Lokasi Kami
Timeline Kegiatan
Grafik
Tautan