Pengujian Serat Kasar Dalam Pakan

2024-06-26 10:12:00 | Superadmin

Blog Image

Latar Belakang

Serat adalah bagian dari tanaman yang tidak dapat diserap oleh tubuh. Serat adalah zat non gizi, ada dua jenis serat yaitu serat makanan (dietary fiber) dan serat kasar (crude fiber). Peran utama dari serat dalam makanan adalah pada kemampuannya mengikat air, selulosa dan pektin. Adanya serat membantu mempercepat sisa-sisa makanan melalui saluran pencernaan untuk disekresikan keluar. Tanpa bantuan serat, feses dengan kandungan air rendah akan lebih lama tinggal dalam saluran usus dan mengalami kesukaran melalui usus untuk dapat diekskresikan keluar karena gerakan-gerakan peristaltik usus besar menjadi lebih lamban. Istilah dari serat makanan (dietary fiber) harus dibedakan dengan istilah serat kasar (crude fiber) yang biasa digunakan dalam analisis proksimat bahan pangan.

            Pakan adalah campuran dari beberapa bahan pakan, baik yang sudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, disusun secara khusus untuk dapat dipergunakan sesuai jenis ternaknya. Peranan pakan sangat besar dalam kehidupan ternak yang dipelihara, karena berfungsi sebagai sumber energi, penunjang pertumbuhan, dan reproduksi ternak.

            Serat kasar adalah bagian dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh asam atau basa kuat.

            Manfaat keberadaan serat kasar  :

            Dengan adanya serat, membantu mempercepat sisa-sisa makanan untuk diekskresikan keluar.

            Bila  pakan ternak kelebihan serat kasar  :

            kelebihan justru akan menghambat pencernaan dan penyerapan karena serat kasar tidak dapat dicerna.

            Bila  pakan ternak kekurangan serat kasar  :

            Kekurangan serat kasar akan memperlambat penyerapan dan pengeluaran zat sisa makanan di dalam usus

Pengujian Serat Kasar (SNI  01-2891-1992)

Prinsip : Ekstraksi contoh dengan asam dan basa untuk memisahkan serat kasar dari bahan lain.

Alat

  1. Neraca Analitik
  2. Gelas Beker
  3. Corong Buchner
  4. Hot Plate dan Kondensor
  5. Kertas Saring
  6. Gelas Ukur
  7. Desikator
  8. Krustang
  9. Spatula
  10. Oven
  11. Tanur
  12. Crusible

Bahan

  1. Sampel/contoh
  2. H2SO4 1,25 %
  3. NaOH 3,25 %
  4. Etanol 96 %

Metode Kerja

1.       Timbang 2-4 g cuplikan sampel yang sudah dihilangkan lemaknya

2.       Tambahkan 50ml  H2SO4 1,25% Tambahkan 2 tetes anti foaming Didihkan 30 menit     dengan kompor penangas          

3.      Tambahkan 50ml NaOH 3,25% didihkan 30 menit dengan kommpor penangas

4.      Saring dalam keadaan pnas dengan corong bucher dengan whatman no.41 yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya

5.      Cuci Endapan diatas kertas saring dengan terus menyiram H2SO4 1,25%, air panas, dan Etanol 96 %

6.       Lipat kertas saring beserta isi masukan ke dalam krusibel                                                             

7.      Oven 150O C, dinginkan, timbang hingga bobot tetap          

8.      Setelah di keringkan, bila ternyata kadar serat kasar lebih  besar 1%, abukan kertas saring beserta isinya, timbang sampai bobot         

 

Perhitungan :

% Serat Kasar  = W1-W2-W3   X 100 %

                                    W

Keterangan :   

               W     = Bobot sampel

               W1   = Bobot sampel setelah dikeringkan dioven

               W2   = Bobot sampel setelah diabukan

               W3   = Bobot kertas saring

 

Kelebihan Metode :

·         Dapat menentukan indeks dan nilai gizi bahan makanan tersebut.

·         Untuk menentukan kemurnian bahan baku efisiensi suatu proses.

Kekurangan Metode :

·         Penundaan penyaringan udara dapat mengakibatkan lebih rendahnya hasil analisis.

·         Sering mengalami kesulitan dalam penyaringan, maka sebagian dilakukan dengan enzim proteolitik.

Catatan

·         Deffating harus dilakukan pada contoh atau sampel sebelum diuji serat kasar dengan menggunakan pelarut lemak.

·         Pada saat proses digestion (ekstraksi dengan asam dan basa) sedapat mungkin dihilangkan dari pengaruh luar. Karena harus dalam keadaan tertutup dan pada suhu terkontrol. 

·          Penyaringan harus segera dilakukan karena apabila tidak segera dilakukan penyaringan maka dapat memperkecil hasil analisa karena terjadinya perusakan lebih lanjut oleh bahan kimia yang dipakai sehingga hasil analisanya dapat berubah .

Beberapa Contoh Kandungan Serat Kasar Dalam Pakan Yang pernah diuji BPMSP Bekasi :

No

Jenis Sampel

Kandungan SK %

SNI Maks

1

Pakan Ayam Ras Pedaging (Br0)

3.06

4

2

Pakan Ayam Ras Pedaging (Br1)

3.34

5

3

Pakan Ayam Ras Pedaging (Br2)

2.60

6

4

Pakan Ayam Ras Petelur Layer (P3)

3.68

7

5

Pakan Ayam Ras Petelur Layer Grower(P2)

4.34

8

6

Kons.Ayam Petelur dara (KP2)

5.99

8

7

Kons.Ayam Petelur masa Prod.(KP3)

4.64

9

8

Pakan Bibit Ayam Pedaging (PSBR2)

3.73

5

9

Pakan Bibit Ayam Pedaging (PSBR6)

4.53

7

 

Kesimpulan

   Dari Beberapa Hasil Uji Serat Kasar Yang pernah diuji di BPMSP bekasi kandungan nilai kasar pada pakan memiliki kandungan gizi yang baik, karena di bawah nilainya masuk dalam Standar Nasional Indonesia yang telah di tetapkan.

 

Detect Feed Patie

Tracking Status Hasil Pengujian

Survei Kepuasan Pelanggan

Yuk bantu tingkatkan kualitas pelayanan kami agar lebih baik lagi kedepannya!

Agenda Kegiatan
Lokasi Kami
Grafik

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset